Minggu, 18 November 2012

KONSEP NILAI WAKTU DARI UANG


Pengertian nilai waktu uang      
Nilai waktu uang merupakan konsep sentral dalam manajemen keuangan. Pemahaman nilai waktu uang sangat penting dalam studi manajemen keuangan. Banyak keputusan dan teknik dalam manajemen keuangan yang memerlukan pemahaman nilai waktu uang. Biaya modal, analisis keputusan investasi (penganggaran modal), analisis alternatif dana, penilaian surat berharga, merupakan contoh-contoh teknik dan analisis yang memerlukan pemahaman konsep nilai waktu uang.

Sebuah contoh seperti kenaikan pangan yang dikeluhkan oleh masyarakat, di mana masyarakat mengambil kesimpulan sendiri atas kenaikan pangan. Ada yang mengatakan kenaikan dikarenakan pasokan barang mulai langka, dan lain-lain.
Bila dicermati jika pendapatan kita tetap, tetapi ketika digunakan membeli barang harga barang terasa semakin mahal, maka itu bukanlah karena barangnya mahal, melainkan karena nilai uang kita semakin menurun.

2.      Konsep nilai waktu uang
(time value of money concept) merupakan konsep yang dipahami sebagian besar orang di dunia. Teorinya: uang yang ada sekarang lebih tinggi nilainya dibandingkan jumlah yang sama dimasa depan. Sebagai contoh: uang sejumlah Rp 8.000,00 sekarang dapat membeli satu kg gula. Namun, uang sejumlah tersebut diatas tidak dapat membeli satu kg gula pada tahun depan, mungkin hanya ¾ kg. Disini terlihat bahwa secara kualitas, nilai uang tergerus seiring dengan jalannya waktu. Tergerusnya nilai uang tersebut disebut sebagai inflasi.

Inflasi muncul melalui banyak sebab. Dari sudut makro ekonomi, inflasi bisa berarti kabar yang baik (pada batasan tertentu). Jika pengangguran menurun, artinya banyak orang menerima penghasilan, artinya pula ada banyak uang yang beredar di pasar. Selaras dengan hukum penawaran dan permintaan, maka saat daya beli meningkat (karena orang-orang menerima penghasilan) maka harga-harga biasanya ikut naik. Kenaikan harga tersebut sudah kita pahami sebelumnya sebagai inflasi. Maka jelas inflasi (sekali lagi pada batas tertentu) merupakan salahsatu indikator menurunnya pengangguran.

3.    Metode-metode nilai waktu uang
1)      Present Value
Nilai sekarang (Present Value) adalah nilai sekarang dari satu jumlah uang atau  satu seri pembayaran yang akan datang, yang dievaluasi dengan suatu tingkat bunga tertentu. Suatu investasi dapat diterima hanya jika investasi itu menghasilkan paling tidak sama dengan tingkat hasil investasi di pasar yaitu lebih besar dari pada tingkat bunga deposito (tingkat hasil tanpa resiko). Misalnya tingkat hasil pasar 20%, hal itu lazim disebut  dengan tingkat diskonto artinya alat untuk mengitung nilai tunai dari suatu hasil investasi di masa mendatang. Oleh karena itu penerimaan-penerimaan harus dijadikan nilai sekarang untuk dibandingkan dengan nilai investasinya.
Jika kita akan menerima uang sejumlah Rp12.000.000,00 satu tahun yang akan datang dengan bunga 20% per tahun, maka nilai sekarang (P0 ) dari penerimaan tersebut adalah :


Contoh dari perhitungan PV:

Proyek Investasi A selama tiga tahun  memperoleh penerimaan bersih Rp10.000.000,00 per tahun. Apabila  return yang diharapkan 19%, maka nilai sekarang dari penerimaan selama 3 tahun tersebut adalah :
P0 = 10.000.000 [{(1/(1+0,19)1+1/(1+0,19)2+1/(1+0,19)3}]
Atau
P0 = 10.000.000(2,79833)
      = 27.983.300


2)      Future Value
Nilai yang akan datang (future value) adalah nilai uang diwaktu akan datang dari sejumlah uang saat ini atau serangkaian pembayaran yang dievaluasi pada tingkat bunga yang berlaku. Ada lima parameter yang ada dalam fungsi fv(), yaitu :
·         Rate, tingkat suku bunga pada periode tertentu bisa per bulan ataupun per tahun.
·         Nper, jumlah angsuran yang dilakukan
·         Pmt, besar angsuran yang dibayarkan.
·         Pv, nilai saat ini yang akan dihitung nilai akan datangnya.
·         Type, jika bernilai 1 pembayaran dilakukan diawal periode, jika bernilai 0 pembayaran dilakukan diakhir periode.
Rumus yang digunakan:
Formula Future Value sbb:
(1) Manual : Fv = Po (1+r)^n

   Fv = nilai pada tahun ke- n
   Po = nilai pada tahun ke- 0
   r    = tingkat bunga
   n   = periode
(2) Tabel :   Fn = Po ( DF r,n )                       
   DF = discount Factor – melihat tabel
Contoh :
Budi menabung selama 5 tahun berturut-turut dengan jumlah yang sama yaitu Rp.2.000.000 / tahun. Dengan tingkat bunga 10% tahun, berapa tabungan Budi pada tahun ke-5 ?
Jawab :
Cara Manual : FVn    =           X [ (1 + r)n - 1 ] / r      
FVA5 = 2.000.000 [ (1 + 0,1)5-1 ]/0,1
         = 2.000.000 [ 6,105] = Rp 12.210.000
3)      Net Present Value
Suatu rencana investasi memerlukan pertimbangan yang cermat. Untuk menilai layak tidaknya suatu rencana investasi, maka kita perlu menghitung apakah dana yang diinvestasikan dapat ditutupi oleh hasil penerimaan bersih yang telah di-present value-kan, atau tidak. Selisih antara nilai  investasi  sekarang  dengan penerimaan bersih yang dipresent valuekan disebut sebagai Net Present Value (NPV). Suatu rencana investasi akan diterima jika NPV > 0, sebab nilai sekarang dari penerimaan total bersih lebih besar daripada nilai sekarang dari nilai investasi.



Contoh :
Suatu proyek dengan dengan investasi sebesar Rp. 10.000.000 dan tingkat bunga yang relevan sebesar 18%. Proyek ini diharapkan akan menghasilkan nilai sebesar Rp.15.000.000. Maka berapakah besarnya net present value yang akan dihasilkan?
Jawab:
PVpenerimaan = 15.000.000 / ( 1 + 0.18 )1 = Rp. 12.711.864
PVinvestasi = 10.000.000 / ( 1 + 0.18 )0 = Rp. 10.000.000

Maka Net Present Value yang dihasilkan adalah

NPV = PVinvestasi + PVpenerimaan
NPV = – 10.000.000 + 12.711.864 = Rp. 2.711.864
Sehingga didapatlah rumus sebagai berikut:
NPV = Ao + (A1 / (1 + r))
dimana, Ao = nilai awal investasi; A1 = nilai penerimaan dari investasi; r = tingkat suku bunga yang relevan.

4) Internal Rate of Return

Adalah suku bunga yg menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan, atau penerimaan kas, dengan pengeluaran investasi awal.
Teknik perhitungan dengan IRR banyak digunakan dalam suatu analisis investasi, namun relatif sulit untuk ditentukan karena untuk mendapatkan nilai yang akan dihitung diperlukan suatu 'trial and error' hingga pada akhirnya diperoleh tingkat bunga yang akan menyebabkan NPV sama dengan nol. IRR dapat didefinisikan sebagai tingkat bunga yang akan menyamakan present value cash inflow dengan jumlah initial investment dari suatu proyek. Dengan kata lain, IRR adalah tingkat bunga yang akan menyebabkan NPV sama dengan nol, karena present value cash inflow pada tingkat bunga tersebut akan sama dengan initial investment. Suatu usulan proyek investasi akan diterima jika IRR > cost of capital dan akan ditolak jika IRR < cost of capital. Perhitungan IRR untuk pola cash flow yang bersifat seragam (anuitas), relatif berbeda dengan yang berpola tidak seragam.



Jika pada saat NPV = 0, nilai IRR sebesar 15%, maka tingkat pengembalian investasi adalah 15%. Keputusan menerima atau menolak rencana investasi dilakukan berdasarkan hasil perbandingan IRR dengan tingkat pengembalian investasi yang diinginkan (r). Jika r yang diinginkan adalah 18%, sementara IRR hanya 15%, maka rencana investasi ditolak, dan begitu juga sebaliknya.
IRR dapat dicari  dengan cara mencoba-coba menggunakan discounting factor sedemikian rupa sehingga mendapatkan NPV = 0. Namun, hal ini cukup sulit untuk dilakukan. IRR dapat dicari dengan lebih mudah jika kita mengetahui 2 perhitungan NPV dengan hasil positif dan NPV dengan hasil negatif. Setelah itu kita bisa menggunakan rumus iterpolasi sebagai berikut :      
    
 IRR = %terendah + (NPV%terendah/jarak 2 NPV) x (%tertinggi-%terendah)

Sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar