Telepon genggam atau handphone saat ini
telah menjadi kebutuhan pokok bagi semua orang, tanpa mempedulikan status
pekerjaan, jenis kelamin maupun umur. Telah terbentuk pola pikir dalam
masyarakat bahwa handphone merupakan barang pokok yang harus dimiliki walaupun
dalam keseharian melakukan aktivitas, penggunaannya bisa dibilang tidak cukup
dibutuhkan untuk beberapa golongan masyarakat. Penggunaan handphone saat ini sebenarnya
telah memasuki tahap antisipasi dimana tidak mengenal waktu serta tempat,
hampir semua orang tidak dapat lepas dari keberadaannya. Sebagai contoh
terparah adalah membawa handphone ke kamar mandi. Penggunaannya yang berlebihan
disebabkan oleh satu faktor utama, yaitu keberadaan media sosial dan aplikasi
free messaging seperti whatsapp, line, dan kakaotalk. Sebagian besar masyarakat
mengakui bahwa secara tidak sadar, mereka terdorong untuk mengaksesnya, baik
sebelum maupun sesudah melakukan aktivitas dengan begitu, mereka bisa tetap
berkomunikasi secara aktif dengan teman atau komunitasnya.
Namun, tampaknya masyarakat mulai
harus mengurangi intensitas penggunaan handphone dalam kesehariannya karena
ternyata menurut beberapa hasil survey, bahaya yang ditimbulkan dari radiasi handphone bagi kesehatan melebihi bahaya yang ditimbulkan
akibat merokok. Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa bahaya kesehatan yang
ditimbulkan dari radiasi handphone antara lain peningkatan kerusakan sel sperma pada laki-laki,
peningakatan resiko kanker otak, kanker testis, tumor dan hiperaktip pada
anak-anak, tumor rahim pada perempuan dan kegagalan kandungan pada perempuan.
Para peneliti di National Radiologi Protection Board (Inggris) mengatakan bahwa gelombang
radio yang dipancarkan handphone dapat merusak struktur DNA manusia. Pada 1996,
Universitas of Washington, Seattle, menemukan bahwa EMR dalam bentuk energi
gelombang radio rendah terbukti mampu merusak DNA. Kelompok riset Jerman,
Verum, mencoba mempelajari efek radiasi handphone terhadap sel-sel tubuh
manusia. Hasilnya, sel-sel tubuh yang terkena paparan gelombang elektromagnetik
seperti pada handphone, akan mengalami kerusakan yang signifikan. Bahkan mutasi
sel-sel ini bisa menjadi penyebab timbulnya kanker.
Melihat bahayanya yang juga mengancam
anak-anak, maka para orang tua harus berfikir dua kali sebelum memenuhi
permintaan anaknya yang masih dianggap belum cukup umur untuk memiliki
handphone karena menurut penelitian, penggunaan handphone sejak dini mempunyai
resiko buruk jangka panjang untuk kesehatan mereka. Ketika menggunakan telepon
genggam, 70-80 % energi radiasi yang dipancarkan dari antenanya diserap oleh
kepala. Prof. Henry Lai dari University of Washingtoon, AS, mengatakan bahwa
efek radiasi pada anak-anak sangat mengkhawatirkan karena otak yang masih
berkembang sangat mungkin terkena radiasi. Tumor otak biasanya berkembang
selama 30 sampai 40 tahun. Anak-anak yang menggunakan telepon genggam sejak
remaja akan mempunyai periode waktu yang lebih panjang sebelum terlihat
dampaknya.
Melihat bahaya yang ditimbulkannya,
sudah sepantasnya masyarakat mulai mawas diri membatasi lama penggunaan
handphone atau penggunaan telepon tanpa kabel lainnya. Menggunakan headset
dengan kabel dan speakerphone juga dianjurkan untuk mengurangi efek radiasi.
Selain itu, masyarakat diminta untuk menggunakan handphone pada saat penerimaan
siyal sedang dalam keadaan baik karena ketika transmisi jelek, handphone akan
bekerja lebih keras untuk menangkap transmisi dengan jelas. Selanjutnya,
semaksimal mungkin hindarilah penggunaan bluetooth serta paparan langsung dari area
transmisi WiFi (Hotspot Area). Penggunaan handphone di dalam gedung juga harus
dibatasi karena akan memancarkan lebih banyak gelombang dibandingkan di luar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar